Sportifitas yang menjadi inti dari pertandingan olah raga benar-benar telah ternodai pada pertandingan Leg 1, Laga Final Piala AFF saat Indonesia dijamu Malaysia di stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (26/12/2010). Tercatat hampir sepanjang permainan babak pertama sinar laser berwarna hijau disorotkan secara acak ke wajah pemain Timnas Indonesia untuk menggangu konsentrasi permainan. Peristiwa yang sama juga dialami Timnas Vietnam saat menghadapi Malaysia dalam laga semifianal piala AFF 2010.
Berikut ini beberapa tindakan unfair suporter Malaysia yang telah tertangkap lensa kamera:
(beberapa sumber sinar laser hijau yang tertangkap kamera)
(Markus meninggalkan gawangnya sebagai bentuk protes;Firman tertembak setidaknya 3 sinar laser yang mengganngu pengelihatannya)
(Tampak suporter Malaysia yang menyalakan kembang api dan melemparkan petasan di tengah lapangan)
Suporter Malaysia memang tidak sportif. Tindakan mereka berhasil membuat buyar konsentrasi Timnas Garuda. Markus Haris Maulana (orang Indonesia pertama sepanjang sejarah yang terpilih sebagai salah satu dari nominasi AFC untuk pemain terbaik Asia tahun 2009) sempat walkout selama beberapa menit. Sebelum adanya insiden laser, Indonesia bermain penuh disiplin. "Tim Garuda" bahkan mampu mencetak gol lebih dulu lewat sontekan Cristian Gonzales saat babak kedua baru berjalan dua menit. Sayang, gol tersebut dianulir wasit karena Gonzales berada dalam posisi offside.
Terlepas dari tudingan bahwa kekalahan Indonesia atas Malaysia adalah akibat dari ulah suporter Malaysia yang tdak fair. Beberapa catatan negatif suporter Malaysia yang telah merugikan Indonesia dan Vietnam dapat menjadi rujukan untuk menjadi bahan laporan bagi Federasi Sepak Bola Asia (AFC). Pihak Indonesia dalam hal ini PSSI harus berani dan tegas mengajukan laporan ini kepada AFC untuk menjatuhkan sanksi bagi pihak Malaysia yang menjadi tuan rumah pertandingan ini.
Yang menarik lagi dari laga final Indonesia melawan Malaysia pada Piala AFF adalah munculnya suasana 'perang suporter' antara Indonesia dan Malaysia yang memanas sejak Indonesia kalah telak setelah ada insiden laser di lapangan. Para pendukung Indonesia di dunia maya khususnya Twitter memaki ulah suporter di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur yang terus-terusan mengarahkan sinar laser ke muka para pemain Indonesia. Hal ini harus menjadi catatan tersendiri bagi panitia penyelenggara di SUGBK pada Rabu, 29 Desember yang akan datang. Eforia terhadap timnas serta dendam terhadap Malaysia akan menjadikan SUGBK menjadi lautan suporter Timnas Garuda.
Apabila ribuan suporter yang akan mendukung Timnas melampiaskan kekecewaan mereka atas ulah suporter Malaysia dan mereka meniru cara-cara suporter Malaysia melakukan unfair action serta menimbulkan kekisruhan maka tindakan ini tentu menjadi kontra produktif. Pertandingan bisa saja dipindahkan, pemain kita kehilangan dukungan, dan muka kita tercoreng karena kita dinilai tidak menerima "kekalahan".
Bendera "My Game Is Fair Play" tengah digiring ke lapangan. Kita berharap pertandingan 29 Desember yang akan datang menjadi titik balik kejayaan persepakbolaan Indonesia dan membuktikan siapa yang akan berjaya di Asia Tenggara.
Blog Gadgets
4 comments:
ayo FIFA hukum malaysia
Yang penting sekarang kita doakan timnas Garuda bisa fokus dan membalas kekalahan.
FIFA harus bertindak terhadap malaysia agar kejadian ini tak terulang lagi.......
Beri sanksi dan hukuman terhadap malaysia, biar mereka kapok,,
>:(
Apa artinya kemenangan dengan kelicikan, Malaysia harus dihukum karena telah merusak FairPlay football !
Posting Komentar